Monthly Archives: Februari 2007

Bagaimana Memecahkan Mental Block

Law of attraction bekerja tidak hanya untuk hal-hal financial. Kadang-kadang ide atau pengetahuan datang kepada kita pada saat kita memerlukan. Ini contoh aktualnya:
Pada waktu diskusi film the Secret hari Minggu 25 Feb 2007 lalu, ada pertanyaan dari salah satu peserta yaitu Pak Didin Razani tentang bagaimana tips untuk menghancurkan “blocking mental” yang mungkin masih ada pada diri kita. Pada waktu itu beberapa peserta diantaranya Pak Zaki, Pak Roni selaku moderator, dan saya sendiri mencoba merangkai jawaban atas pertanyaan tadi. Namun saya terus terang belum cukup puas dengan jawaban-jawaban yang sempat muncul. Hingga dalam perjalanan pulang saya masih sempat berfikir, apa ya kira-kira jawaban yang tepat atas pertanyaan pak Didin tadi?

Senin sore saya mendapat SMS undangan untuk mengikuti Seminar Sehari tentang Entrepreneurship yang dipandu oleh owner franchise Leha-Leha dan C’lup-C’lup Pak Budi Utoyo yang dilaksanakan hari Selasa 27 Feb 2007. Entah kenapa saya merasa harus datang. Dan pagi hari nya saya pun segera berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seminar Pak Budi. Seminarnya cukup asyik dan seru. Tapi yang paling membuat saya terkesan dan setengah tidak percaya, salah satu topik yang dibahas Pak Budi adalah: Bagaimana Memecahkan Blocking Mental! Nah ini kan pertanyaan Pak Didin yang masih menggantung di otak saya dari kemarin.

Mungkin jawaban nya sebenarnya kita semua sudah tahu, tapi Pak Budi merangkai secara sederhana dan mudah diikuti. Berikut rangkuman jawabannya, saya tuturkan kembali dalam bahasa saya, (contoh2 ilustrasi juga dari saya supaya mudah dimengerti):

Tips untuk menghancurkan Mental Block:

1. Otak kita apa kata mulut kita. Blocking mental yang masih sering muncul di otak kita, sebenarnya dapat kita kalahkan jika kita sering mengucapkan kata-kata yang positif. Karena otak kita apa kata mulut kita. Misalnya blocking mental: “ah aku mudah sakit”, “ah aku tidak bisa”, dsb. dapat kita kalahkan dengan sering mengucapakan kalimat sebaliknya seperti: “aku sehat!”, “aku bisa!” dst. Begitu mulut kita mengucapkan kata “tidak bisa” otak kita langsung berhenti memproses tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya. Namun bila kita mengucapkan “aku bisa” maka kreatifitas otak akan mulai bekerja. Kita juga sering secara tidak sadar mengucapkan kata-kata negative yang pada akhirnya merugikan seperti “aku capek”, “aku kesal”, dsb. padahal ucapan-ucapan tadi akan memprogram otak kita.

2. Incantation. Ini lebih advanced dari afirmasi. Dapat menggunakan: I-V-V-M (Idealisasi – Visualisasi – Verbalisasi – Materialisasi)(1) Lakukan Idealisasi, yaitu menentukan kondisi ideal yang hendak kita capai. Katakan menjadi pengusaha yang memiliki kios pakaian anak dengan omzet 50 juta sebulan. (2) Kemudian visualisasikan kondisi ideal tadi secara jelas, imajinasikan seperti apa kios nya, dimana tempatnya, apa saja itemnya, bagaimana pembeli nya, dst. (3) Verbalisasi. Ucapkan, atau tuliskan dan share kepada kenalan, relasi atau siapapun kontak kita, tentang idealisasi kita tadi. (4) Materialisasi. Pada waktu nya tiba kita harus siap melakukan tindakan2 untuk mewujudkan idealisasi tadi. Misalnya tiba2 ada yang menawarkan kios, ya take action mengambil kios.

3. Self-Hypnosis. Ini bukan stage hypnosis ala Mas Romi Rafael. Tapi langkah2 sederhana untuk mempengaruhi subconscious mind kita. Caranya: (1) Tuliskan atau sediakan gambaran apa yang ingin kita capai, misalnya: memiliki kios baju anak tadi, target omzet, dsb.. (2) Setiap hari sebelum tidur siapkan catatan dan pandangi (kontemplasikan) gambaran tadi. (3) Dengarkan negative self talk yang muncul. (4) Catat semua negative self talk yang muncul, misalnya: – tidak punya modal, – tidak punya lokasi, – tidak bisa dagang, dst. (5) Buat counter statement dalam catatan negative self talk tadi. Misalnya: – tidak punya modal (bisa pinjam mertua), – tidak punya lokasi (pake garasi saja), – tidak bisa dagang (rekrut orang yg bisa dagang), dst. Sampai habis. Ulang kembali proses ini setiap hari hingga blocking terkikis habis.Untuk tiap orang perlu waktu yang berbeda-beda untuk mengikis Mental Block tadi.

Selamat mencoba.


Bagaimana Memecahkan Mental Block

Law of attraction bekerja tidak hanya untuk hal-hal financial. Kadang-kadang ide atau pengetahuan datang kepada kita pada saat kita memerlukan. Ini contoh aktualnya:
Pada waktu diskusi film the Secret hari Minggu 25 Feb 2007 lalu, ada pertanyaan dari salah satu peserta yaitu Pak Didin Razani tentang bagaimana tips untuk menghancurkan “blocking mental” yang mungkin masih ada pada diri kita. Pada waktu itu beberapa peserta diantaranya Pak Zaki, Pak Roni selaku moderator, dan saya sendiri mencoba merangkai jawaban atas pertanyaan tadi. Namun saya terus terang belum cukup puas dengan jawaban-jawaban yang sempat muncul. Hingga dalam perjalanan pulang saya masih sempat berfikir, apa ya kira-kira jawaban yang tepat atas pertanyaan pak Didin tadi?

Senin sore saya mendapat SMS undangan untuk mengikuti Seminar Sehari tentang Entrepreneurship yang dipandu oleh owner franchise Leha-Leha dan C’lup-C’lup Pak Budi Utoyo yang dilaksanakan hari Selasa 27 Feb 2007. Entah kenapa saya merasa harus datang. Dan pagi hari nya saya pun segera berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seminar Pak Budi. Seminarnya cukup asyik dan seru. Tapi yang paling membuat saya terkesan dan setengah tidak percaya, salah satu topik yang dibahas Pak Budi adalah: Bagaimana Memecahkan Blocking Mental! Nah ini kan pertanyaan Pak Didin yang masih menggantung di otak saya dari kemarin.

Mungkin jawaban nya sebenarnya kita semua sudah tahu, tapi Pak Budi merangkai secara sederhana dan mudah diikuti. Berikut rangkuman jawabannya, saya tuturkan kembali dalam bahasa saya, (contoh2 ilustrasi juga dari saya supaya mudah dimengerti):

Tips untuk menghancurkan Mental Block:

1. Otak kita apa kata mulut kita. Blocking mental yang masih sering muncul di otak kita, sebenarnya dapat kita kalahkan jika kita sering mengucapkan kata-kata yang positif. Karena otak kita apa kata mulut kita. Misalnya blocking mental: “ah aku mudah sakit”, “ah aku tidak bisa”, dsb. dapat kita kalahkan dengan sering mengucapakan kalimat sebaliknya seperti: “aku sehat!”, “aku bisa!” dst. Begitu mulut kita mengucapkan kata “tidak bisa” otak kita langsung berhenti memproses tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya. Namun bila kita mengucapkan “aku bisa” maka kreatifitas otak akan mulai bekerja. Kita juga sering secara tidak sadar mengucapkan kata-kata negative yang pada akhirnya merugikan seperti “aku capek”, “aku kesal”, dsb. padahal ucapan-ucapan tadi akan memprogram otak kita.

2. Incantation. Ini lebih advanced dari afirmasi. Dapat menggunakan: I-V-V-M (Idealisasi – Visualisasi – Verbalisasi – Materialisasi)(1) Lakukan Idealisasi, yaitu menentukan kondisi ideal yang hendak kita capai. Katakan menjadi pengusaha yang memiliki kios pakaian anak dengan omzet 50 juta sebulan. (2) Kemudian visualisasikan kondisi ideal tadi secara jelas, imajinasikan seperti apa kios nya, dimana tempatnya, apa saja itemnya, bagaimana pembeli nya, dst. (3) Verbalisasi. Ucapkan, atau tuliskan dan share kepada kenalan, relasi atau siapapun kontak kita, tentang idealisasi kita tadi. (4) Materialisasi. Pada waktu nya tiba kita harus siap melakukan tindakan2 untuk mewujudkan idealisasi tadi. Misalnya tiba2 ada yang menawarkan kios, ya take action mengambil kios.

3. Self-Hypnosis. Ini bukan stage hypnosis ala Mas Romi Rafael. Tapi langkah2 sederhana untuk mempengaruhi subconscious mind kita. Caranya: (1) Tuliskan atau sediakan gambaran apa yang ingin kita capai, misalnya: memiliki kios baju anak tadi, target omzet, dsb.. (2) Setiap hari sebelum tidur siapkan catatan dan pandangi (kontemplasikan) gambaran tadi. (3) Dengarkan negative self talk yang muncul. (4) Catat semua negative self talk yang muncul, misalnya: – tidak punya modal, – tidak punya lokasi, – tidak bisa dagang, dst. (5) Buat counter statement dalam catatan negative self talk tadi. Misalnya: – tidak punya modal (bisa pinjam mertua), – tidak punya lokasi (pake garasi saja), – tidak bisa dagang (rekrut orang yg bisa dagang), dst. Sampai habis. Ulang kembali proses ini setiap hari hingga blocking terkikis habis.Untuk tiap orang perlu waktu yang berbeda-beda untuk mengikis Mental Block tadi.

Selamat mencoba.


Handphone dan Email: Kebiasaan Para Pemenang

Ini catatan saya tentang penggunaan HP dan Email. Dewasa ini dalam berbisnis kita telah banyak sekali dibantu dengandua sarana komunikasi modern tadi. Namun sepanjang karir saya sebagai profesional maupun pebisnis, saya mengamati tidak semua orang telah menggunakan alat2 bantu komunikasi tersebut dengan baik. Bahkan terkadang bisnis atau karirnya malah terganggu karena ybs secara tidak sadar telah menggunakan sarana komunikasi yang dimilikinya secara tidak benar. Di sisi yang lain saya juga mengamati bahwa “Para Pemenang“ , yaitu sosok yang sangat berhasil dalam bisnis dan karirnya, umumnya memiliki beberapa kebiasaan yang mungkin patut kita contoh. Berikut beberapa diantaranya:

1. Para Pemenang jarang berganti-ganti nomor HP.
Logikanya wajar, karena jarang berganti nomor HP, Para Pemenang mudah dihubungi ketika ada pihak yang membutuhkan produk atau jasanya. Orang yang kurang berhasil dalam usaha dan karirnya (untuk tidak menyebut mereka sebagai “orang yang kalah“) saya amati memiliki kebiasaan yang sebaliknya, yaitu sering berganti nomor HP, dan parahnya lagi sering tidak memberitahu kolega/klien. Hebatnya, jika saya tanya kenapa sering berganti nomor HP, mereka selalu saja punya alasan, entah HP hilang, SIM card rusak, dsb. Anehnya, selalu hanya mereka yg punya masalah2 tadi.

2. Para Pemenang selalu menerima panggilan jika HP nya dihubungi.
Ya, Para Pemenang kapanpun coba saya hubungi selalu menerima panggilan dengan “greeting“ yang segar dan bersemangat seperti suasana di pagi hari. Tidak peduli jam berapapun dihubungi. Mengucapkan “Halo Selamat Pagi!“ ataupun “Halo Selamat Malam!“ buat mereka sama bergairahnya. Kecuali tentu ketika mereka sedang meeting. Itupun biasanya langsung callback selesai meeting. Sebaliknya, mereka yg kurang berhasil lebih sering tidak mengangkat panggilan masuk, atau lebih parah lagi mematikan HP nya. Ada teman saya yang kurang berhasil, jujur mengakui bahwa jika nomornya tidak dikenal dia takut itu adalah debt collector. Wah, lantas bagaimana dia bisa membedakan antara debt collector dengan prospek yang akan memberikan order?

3. Para Pemenang menggunakan SMS dengan bijak.
Para Pemenang yang saya kenal umumnya sopan dalam ber-sms. Menggunakan pilihan kata yang sopan, seringkali diakhiri dengan terimakasih atau thanks. Dan tidak pernah menggunakan huruf besar secara sembarangan. Dalam nettiquete penggunaan huruf besar biasanya digunakan jika kita hendak “berteriak“ (flamming). Kebiasaan ini diteruskan di era SMS. Para Pemenang juga tidak menggunakan SMS untuk hal-hal yang urgent dan critical. Karena tidak setiap saat kita bisa reply SMS segera. Kalau memang urgent Para Pemenang biasanya langsung telpon saja. Tentu saja, Para Pemenang begini tidak termasuk umat “mis-kin- call“.

4. Para Pemenang menggunakan alamat email dengan namanya sendiri.
Silahkan diamati, umumnya Para Pemenang menggunakan alamat email sesuai namanya sendiri, tidak aneh-aneh. Mereka cukup percaya diri untuk mencantumkan nama-nya. Mungkin disingkat supaya tidak kepanjangan, tapi selalu nama mereka sendiri yang dicantumkan. Sementara mereka yang kurang berhasil kadang alamat emailnya aneh-aneh. Misalnya menggunakan nama julukan yang susah diingat (gendutz, peyanx, hacker, dst …) Atau menggunakan nama selebritis (yang paling sering: beckham, baldwin, dsb …) Padahal dalam bisnis kita perlu tahu dengan siapa kita berinteraksi. Lagipula sudah tahu toh tidak mirip dengan Beckham, kenapa tidak menggunakan nama pemberian orang tua kita sendiri saja? Saya yakin Bill Gates atau Larry Pages juga tidak repot2 bikin alamat email coolprogrammer@…. misalnya. Saya pernah menerima email dari rekan yang alamat emailnya “gondoruwo@ …”, bisa Anda bayangkan betapa seramnya untuk me-reply email beliau.

5. Para Pemenang sopan dalam ber-email.
Umumnya email yang saya terima dari Para Pemenang menggunakan salam pembuka dan salam penutup. Pilihan katanya sopan, dan tidak sembarangan menggunakan huruf besar. Dan dibawah salam, dengan percaya diri mencantumkan nama lengkap dan kontak yang bisa dihubungi. Mereka yang kurang berhasil, sering emailnya tanpa salam, kadang menggunakan kata yang tidak sopan, dan sembarangan memakai huruf besar (jadi yang nerima serasa diteriakin), dan tidak pe-de mencantumkan nama nya sendiri di bawah. Saya pernah terkaget-kaget menerima email yang diketik dengan capslock semua, sudah begitu menggunakan bahasa “gaul” lagi. Waduh, sampai pusing baca nya. Padahal ternyata isi nya tidak ada yang penting.

6. Para Pemenang selalu merespon email.
Para Pemenang yang saya kenal selalu merespon setiap email yang masuk. Mereka ini adalah para CEO atau pemilik perusahaan software kelas dunia. Namun meskipun ratusan email yang masuk setiap hari nya, mereka selalu menunjukkan bahwa mereka “care” dengan email yang mereka terima. Sekalipun kadang respon nya hanya berupa forward ke staff nya dengan pesan singkat “Pls follow up”, atau reply hanya: “Got it. Will revert to you later”. Tapi setidaknya mereka menunjukkan atensi. Sebaliknya, mereka yang kurang berhasil sering justru tidak mereply email yang mereka terima. Meskipun mereka pasti lebih banyak waktu.

7. Para Pemenang bijak menggunakan email.
Sewaktu saya masih karyawan, setiap hari Jumat, mailbox saya penuh dengan teman-teman yang mengirimkan joke, intermezzo, bahkan gambar2 hot. Kadang attachement nya demikian besar sehingga mengganggu bandwidth. Belum kalau saling reply. Wah mailbox penuh oleh hal2 tidak penting. Para Pemenang yang saya kenal tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu. Mereka menggunakan email sesuai tujuan nya, yaitu untuk melakukan komunikasi.

Apakah Anda juga seorang Pemenang? Anda bisa tambahkan lagi list diatas?